Kalau kamu diberikan dua pilihan, pilih ibu atau kekasih. Kamu akan pilih yang mana?
Ibu punya suami.
Istri punya suami.
Istri punya anak dan akan menjadi ibu.
Ibu adalah pilihan nomor satu anaknya.
Tetapi ketika anak sudah dewasa, dia pergi meninggalkan ibunya dan memulai kehidupan baru.
Ibu kesepian? Tidak, ia punya suaminya atau yang disebut bapak kita.
Ketika tua siapa yang merawat ibu, ya bapak (suaminya). Ketika bapak tua siapa yang merawatnya, ya ibu (istrinya). Dalam pernikahan inilah janji yang mengikat “dalam suka dan duka”.
Anaknya pun nanti begitu, merawat pendamping hidupnya yaitu istri atau suaminya.
Kalau kita pilih ibu itu bukan kata yang tepat, tetapi Tuhanlah yang sudah memilih ibu jadi ibu kita. Ibu bukan pilihan tapi sudah dianugerahkan ke kita, sampai mati pun dia tetap kita anggap sebagai ibu kita.
Jadi aku lebih memilih suami atau pasangan. Karna aku mencoba menjadi istri yang setia sampai mati, sama seperti ibuku.
Jangan takut ga memilih ibu, karena saat jadi ibu pun, ibu lebih memilih suaminya. Karena dia rela melepaskan anaknya untuk menikahkan anak-anaknya, kelak menjadi pribadi yang lebih dewasa dan pergi meninggalkan rumah.
Kamu memilih ibu atau suami dalam hal apa?
Keputusanku tetap sama, kalau udah menikah urusan rumah tangga semua adalah keputusan suami (menghormati sebagai kepala rumah tangga) orang tua atau ibu ga berhak ikut campur.
Tapi dalam mencurahkan kasih sayang, kepada ibu tetap diberikan seperti biasanya, kasih sayang kepada ibu, dan gak sama nilai atau perbuatannya dengan kasih sayang kepada pasangan atau suami.
Kalau udah menikah pasti paham dengan rumah tangganya sendiri. (*)

Komentar
Posting Komentar